Dikutip surat kabar Daily Mail, suntikan vaksin antiobesitas ini memungkinkan seseorang tetap langsing tanpa harus membatasi konsumsi makanan.
Studi dilakukan terhadap sekelompok tikus percobaan yang mendapat asupan makanan tinggi lemak. Hasil analisis menunjukkan, satu suntikan vaksin membuat tikus-tikus itu mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 persen dalam empat hari.
Peneliti mengatakan bahwa vaksin ini bekerja mengelabui sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi terhadap hormon yang disebut somatostatin. Ini adalah hormon yang diproduksi otak dan sistem pencernaan yang dapat mengganggu hormon lain sehingga memperlambat metabolisme.
Dr Keith Haffer, peneliti utama dari firma Braasch Biotech, mengatakan, "Studi ini menunjukkan kemungkinan mengobati obesitas dengan vaksinasi. Studi ini membahas kemungkinan mengobati orang gemuk dengan suntikan."
Meski demikian, ia mengakui studi ini masih permulaan. Butuh studi lebih lanjut untuk melihat implikasinya dalam jangka panjang. Ini mengingat vaksin ini justru merangsang orang untuk tetap menerapkan pola makan tak sehat.
sources : viva news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar